Quantcast
Channel: Just Try & Taste
Viewing all 946 articles
Browse latest View live

Sup Ayam Asam Pedas a la Thai (Tom Yum Gai)

$
0
0

Memang tidak afdol rasanya jika menyantap masakan Thailand tanpa aroma daun rempah seperti serai, daun jeruk purut dan daun ketumbar yang kuat. Untuk dua rempah di depan yang saya sebutkan memang tidak pernah saya lupakan jika membuat tom yum atau kari Thai di rumah, namun daun ketumbar sering saya skip karena enggan membelinya. Harga daun ketumbar menurut saya tidak murah dan seringkali ikatan yang dijual di supermarket sangat jumbo sehingga akan banyak yang terbuang jika saya nekat membelinya. Namun kemarin ketika iseng melihat-lihat sayuran segar di sebuah supermarket, saya melihat untaian daun ketumbar dengan ikatan yang lebih kecil, harganya pun nyaman bagi kantung saya. Jadi tanpa pikir panjang saya masukkan dua ikat daun ke dalam kantung belanja. Perkara masakan apa yang akan saya bubuhkan dengan daun yang beraroma unik ini akan saya pikirkan nanti. Namun ada dua resep yang sebenarnya telah lama menari-nari di dalam benak saya untuk dicoba, sup ayam asam pedas dan kari merah a la Thai. Hmm, sepertinya akan menjadi petualangan kuliner berikutnya yang menakjubkan. Lebay dot com! ^_^ 


Klik untuk baca selanjutnya...

Nugget Tahu Daging Cincang

$
0
0

Jika berbicara tentang makanan bernama tahu dan tempe, maka tak akan pernah ada bosannya. Keduanya adalah makanan favorit saya dan tidak pernah ada kata cukup jika menyantapnya. Selain lezat, bergizi dan murah, tahu dan tempe juga fleksible untuk diolah menjadi aneka makanan yang lain. Nah bulan lalu, adik saya Wiwin bercerita mengenai camilan dari tahu yang pernah disantapnya kala masih tinggal di Duri, Pekanbaru. Istri salah satu rekan kantornya memiliki catering dan menerima pesanan aneka kue-kue yang lezat, salah satunya adalah tahu cincang yang dicampur dengan aneka bahan lainnya dan dikukus hingga matang. Tahu kukus ini lantas dipotong-potong seperti nugget, digulingkan ke tepung panir dan digoreng hingga kecoklatan. Berbeda dengan tahu kukus sejenis lainnya, menurut Wiwin, rasa tahu buatan rekan kantornya ini sangat lezat, teksturnya kenyal dan padat. Kala digigit seperti menggigit bakso yang garing dan renyah,"Krek, krek gitu deh", saya pun menahan air liur kala mendengarnya. ^_^



Klik untuk baca selanjutnya...

Nila Kukus Siram Bumbu Pedas - Lebih Sehat Dengan Kukus!

$
0
0

Mencoba membuat makanan yang 'lebih sehat' dari biasanya memang kadang perlu memutar otak sedikit. Makanan sehat identik dengan rasa yang tidak selezat umumnya, dan itu yang tidak saya inginkan. Saya suka makan dan suka bereksperimen dengan resep dan masakan, jadi kalau saya bisa membuat makanan yang sehat dengan cita rasa lezat, mengapa itu tidak diwujudkan? Untuk menunjang itu maka pemilihan bahan makanan yang digunakan dan proses memasak memegang peranan yang penting disini. Saya ingin bahan yang segar, low fat, minimalis dalam bumbu, tidak melalui proses penggorengan, mudah, cepat dan mudah dan cepat. Dua kata terakhir muncul beberapa kali bukan karena salah pengetikan tetapi karena mudah dan cepat sangat diperlukan jika anda pekerja kantoran seperti saya yang hanya memiliki waktu yang sempit di pagi hari. 

Kukus dan rebus selalu menjadi alternatif pilihan terbaik karena prosesnya yang cepat, dibandingkan misalnya anda harus memanggang atau memepesnya. Tetapi betapa hambarnya hidup ketika kotak makan siang dibuka yang ada hanya sepotong dada ayam rebus, tempe tahu kukus dan sayuran rebus. Bisa dipastikan setelah satu minggu menyantap menu ini, maka di hari ke-8 saya akan nangkring di Burger King dan memesan semua burger yang terpampang disana. Plus tentu saja bersama segentong minuman soda.Jadi apakah ada masakan enak, sehat dan mudah untuk disiapkan? Jawabannya tentu saja banyak, salah satunya adalah yang saya posting kali ini. ^_^


Klik untuk baca selanjutnya...

Agar-Agar Kelapa Muda

$
0
0

Cuaca akhir-akhir ini luar biasa panas, walau terkadang diselingi dengan mendung tetapi tetap saja terasa gerah di badan. Kalau sudah seperti ini memang paling sedap hanya berdiam diri di rumah, mendinginkan diri dan pikiran ditemani dengan hembusan angin dari AC atau kipas angin. Berhubung tagihan listrik rumah Pete saban bulan selalu membengkak karenaeksperimen baking dengan oven yang sering saya lakukanmaka AC kamar selalu saya matikan. Setiap weekend, semua jendela dan pintu rumah saya buka selebar-lebarnya untuk memberikan kesempatan udara segar dari taman masuk ke dalam rumah. Angin sejuk ini cukup untuk mendinginkan seantero rumah. 

Nah kalau bicara mengenai cuaca panas, maka makanan dingin nan segar memang selalu yang menjadi pilihan. Entah es krim, es buah, rujak buah atau puding. Saat liburan kemarin, sepulang berbelanja di pasar, saya pun tergiur dengan jajaran kelapa muda di tepi jalan. Bayangan es kelapa yang dingin dan super segar memang menggoda namun ada satu resep dari kelapa muda yang sudah lama saya ingin coba, agar-agar kelapa muda! Yummy! ^_^


Klik untuk baca selanjutnya...

Homemade Tomato Salsa: It's Hot & Super Yummy!

$
0
0

Jika anda penggemar berat keripik jagung atautortilla chips seperti saya, maka ada satu cara menyantap keripik ini sehingga cita rasanya semakin sedap. Mencelupkannya ke dalam saus salsa! Keripik jagung yang hadir dalam aneka merk di supermarket memang terkadang tersingkirkan karena banyak dari kita yang lebih memilih untuk mengudap keripik kentang, padahal jika disantap bersama saus salsa yang terasa 'nano-nano' - pedas, asin, asam, segar - maka berbungkus-bungkus keripik jagung bisa ludes dengan cepat. 


Nah yang menjadi masalah, saus salsa kemasan botolan yang dijual di supermarket relatif mahal harganya. Untuk sebotol saus seberat 300 gram saya harus merogoh uang di kocek hampir lima puluh ribu rupiah. Mungkin karena produk impor dan tidak umum ditemukan di Indonesia membuat harganya menjadi melambung. Padahal jika ditilik dari komponen pembuatnya, maka saus a la Meksiko ini tidak sulit untuk dibuat sendiri dan bahan-bahannya pun cukup mudah ditemukan di Jakarta. Jadi weekend kemarin ketika saya melihat diskon besar buah tomat merah yang membludak di supermarket saya langsung beraksi untuk mewujudkannya. Rasanya? So yummy!


Klik untuk baca selanjutnya...

Yuk Siapkan Bumbu Halus Sendiri!

$
0
0
Cabai kering halus

Saya suka segala sesuatu yang praktis, terutama saat proses memasak. Apalagi dengan waktu yang sempit di pagi hari sebelum berangkat ke kantor atau malam hari sepulang kerja dimana badan ini sudah lelah namun masih harus dituntut untuk menyediakan sepiring makan malam yang sehat dan lezat. Bumbu halus atau cair merupakan solusi cerdas untuk masalah ini. Biasanya selama ini saya selalu membeli bumbu halus siap pakai yang banyak tersedia di supermarket. Mulai dari jahe, jintan, ketumbar, cengkeh, cabai, merica dan lainnya. Namun bulan lalu kala saya berkunjung ke rumah adik saya Wiwin, saya melihat di rak kabinet dapurnya berjajar aneka bumbuyang telah dihaluskan dalam stoples berbagai warna dan ukuran. 

Ketumbar

Ketika saya tanyakan ke Wiwin, ternyata Yuk Kati, asisten rumah tangga Wiwin yang membuat dan mempersiapkan sendiri bumbu-bumbu tersebut.  "Lebih fresh dan asli tanpa bahan campuran, jadi pakai sedikit saja sudah terasa", kata adik saya menjelaskan. Wah kenapa ide ini tidak terpikirkan oleh saya sebelumnya ya? Walau bumbu halus seperti ini tidak mahal harganya namun tentu saja akan jauh lebih murah jika membuatnya sendiri dan satu hal yang penting, buatan sendiri lebih higienis, fresh dan tanpa bahan campuran. Hari itu juga ketika sampai di rumah, saya langsung ke dapur dan menghaluskan semua butiran bumbu menjadi bubuk. ^_^
Klik untuk baca selanjutnya...

Ungkep Daging Sapi a la My Mom

$
0
0

Resep yang satu ini mungkin terdengar sangat simple namun daging yang dimasak dengan bumbu sederhana dan diungkep hingga empuk seperti ini merupakan cara yang diandalkan  Ibu saya untuk mengolah daging selain dengan cara di rendang tentunya. Ibu saya biasanya membuat dalam jumlah yang banyak, memasukkannya ke dalam wadah dan membekukannya di freezer. Sewaktu-waktu dibutuhkan, daging ungkep tinggal di goreng sebentar atau dipotong-potong menjadi ukuran kecil dan ditumis bersama bumbu dan cabai hijau. Bahkan adik terkecil saya, Dimas yang masih duduk di high school terkadang mempersiapkan lauknya sendiri dengan mudah.  Nah, jika waktu anda terbatas atau anda memiliki banyak stok daging beku di freezer (seperti saya, sisa Lebaran beberapa bulan yang lalu), atau tiba-tiba mendapatkan rejeki daging kurban yang melimpah ruah (Lebaran Haji sebentar lagi!) mungkin cara memasak daging a la Ibu saya ini bisa menjadi contekan resep selanjutnya yang bisa dicoba. ^_^ 


Klik untuk baca selanjutnya...

Chicken Fajitas: Masakan Ayam a la Tex-Mex

$
0
0

Waaak saya baru saja membuat kesalahan super fatal! Secara tak sengaja saya mengklik tombol removed forever di komentar di blog dan sekitar 100 komentar langsung raib tanpa bekas hanya meninggalkan pesan 'this comment has been removed by a blog administrator'. Betapa cerobohnya saya! Akhirnya Jumat yang seharusnya indah ini harus saya isi dengan ber-goo***gling ria mencari artikel bagaimana caranya mengembalikan komentar yang telah terhapus. Berbeda dengan email yang ketika dihapus akan masuk ke 'tong sampah' dan bisa di-restore kembali dengan mudah maka di blog, komentar terhapus akan lenyap dari muka bumi. Karena itu saya mohon maaf bagi rekan-rekan yang telah mengirimkan komentar dan bahkan sebagian besar telah saya tanggapi juga, jika kemudian anda menemukan komentar yang telah anda submit tidak ada di sana dan hanya meninggalkan sepenggal kata di atas, maka itu semua murni faktor ketidaksengajaan. Saya masih berusaha untuk mengembalikannya kembali walau dengan cara manual. Hiks!


Klik untuk baca selanjutnya...

Daging Sapi Tumis Bawang Bombay

$
0
0

Bagi anda yang bingung mau diapakan lagi daging kambing atau sapi yang melimpah saat hari raya Kurban tiba, nah mungkin resep praktis yang satu ini bisa anda coba di rumah. Daging sapi yang direndam dalam bumbu perendam yang nendang, ditumis bersama bawang bombay dan cabai merah terasa sangat lezat disantap bersama nasi hangat. Tampilannya memang mirip sate goreng hanya saja disini saya menggunakan banyak bawang bombay. Bawang bombay yang ditumis dengan sedikit minyak akan mengeluarkan rasa manis karamel yang lezat, dan jika anda 'ngeri' melihat cabai merah keriting utuh yang saya masukkan ke dalam tumisan maka anda bisa mengirisnya menjadi ukuran yang lebih kecil. Namun yang jelas masakan simple ini akan membuat program diet anda menjadi porak poranda. ^_^


Klik untuk baca selanjutnya...

Green Smoothie: Yuk Kita Bersihkan Perut ^_^

$
0
0

Bagaimana dengan perayaan Idul Kurbannya kemarin? Saya yakin meriah dan penuh dengan daging sapi dan kambing yang melimpah, karena itulah yang dikabarkan Ibu saya ketika saya menelpon beliau kemarin."Gimana Ma, dapat daging banyak? Dimasak apa saja"? Tanya saya."Wah, dapat daging sapi banyak. Ini mau dimasak rendang dan sebagian diungkep", dua masakan andalan Ibu saya yang pernah saya ceritakan di salah satu postingan sebelumnya."Mantep! Tapi jangan banyak-banyak makan daging merah ya", pesan saya di telpon."Nggak,  ini sebagian buat lauk Dimas, sebagian lagi mau disedekahkan ke tetangga sekitar rumah. Sekarang dimasak dulu nanti tinggal dibungkus sama nasi dan lauk lainnya, masih banyak orang di sekitar kita yang jarang sekali makan daging". Nah kalau yang satu ini memang khas Ibu saya, makanan jarang sekali melimpah di rumah karena Ibu dengan cekatan akan membungkusnya dan membagi-bagikannya ke tetangga sekitar. Kebetulan rumah Ibu saya di Paron berseberangan letaknya dengan pasar tradisional dan beliau memiliki banyak sekali kenalan disana. "Wah semua jadi ikutan pesta dong ya", komentar saya. "Iya, itulah indahnya berbagi kan Nduk"? Jawaban Ibu membuat saya tersenyum haru. 


Klik untuk baca selanjutnya...

Brownies Kacang Merah: Tanpa Telur! Tanpa Tepung! Tanpa Gluten!

$
0
0

Sekitar tiga tahun yang lalu, saat itu saya dan adik saya Tedy sedang asyik berselancar ria di internet di hadapan laptop masing-masing - saya sibuk memelototi aneka resep sedangkan Tedy heboh dengan game online-nya. Seperti biasa, jika membaca sebuah resep atau produk apapun yang ditawarkan di internet maka saya pasti selalu membaca komentar pembaca atau reviewer yang menyertainya. Menurut saya, komentar pembaca cukup penting untuk disimak karena mereka biasanya telah mencoba resep yang ditampilkan.  

Sebuah foto yang menampilkan cupcake cantik dan terlihat menggugah selera membuat saya mengarahkan mouse dan mengklik artikel yang ditampilkan. Tidak ada resep yang menyertainya, si pemilik blog hanya menuliskan hasil eksperimen dia membuat cupcake. Saya telusuri tulisan ke bawah dan menemukan sebuah pertanyaan,"Halo, apakah saya bisa mendapatkan resep cupcake yang ditampilkan. Kelihatannya lezat sekali". Pertanyaan yang sopan, baik, dengan harapan mendapatkan sedikit sharing tentang sepenggal resep cupcake. Jawaban yang diberikan cukup membuat saya menggeleng-gelengkan kepala. "Cari saja di internet, banyak kok".


Klik untuk baca selanjutnya...

Sorbet Alpukat - Jeruk Nipis

$
0
0

Apakah anda merasakan suhu udara yang sangat panas akhir-akhir ini? Jika ya berarti kita sehati dan sejiwa. Suhu yang tinggi dan biasanya diikuti dengan hujan super deras sepertinya akan menjadi tanda-tanda masuknya musim penghujan. Kalau sudah berbicara tentang musim hujan maka perasaan saya pun menjadi was-was, gara-garanya apalagi kalau bukan rumah Pete yang selalu bocor ketika musim hujan tiba. Ini lagu lama, dan selalu saya ulang sejak sekitar 3 tahun yang lalu, tepatnya sejak awal mula saya menulis JTT dan sampai sekarang penyakitnya masih sama. Okeh lupakan sejenak tentang musim hujan yang belum tiba, kita kembali dengan cuaca panas dan santapan segar yang mantap untuk mendinginkan tenggorokan dan perut. Sorbet! Bukan sembarang sorbet, yang satu ini menurut saya lebih sehat karena terbuat dari alpukat dan jeruk nipis. Kolaborasi yang membuat anda mengernyitkan kening dan hidung karena terdengar aneh? Percayalah, rasanya sungguh-sungguh mantap! ^_^


Klik untuk baca selanjutnya...

Gluten Free Oatmeal, Choco Chips, Almond & Raisin Cookies

$
0
0

Demam OCD melanda, yang ini bukan Obsessive-Compulsive Dissorder tetapi Obsessive Corbuzier's Diet. Bukan saja di televisi ramai membicarakan mengenai diet a la Deddy Corbuzier ini tetapi di kantor saya pun demikian. Nah, saya pun harus mengakui bahwa saya adalah salah satu yang terkena demamnya. Sudah satu bulan ini saya menjalankannya dan lumayan juga, sekitar 4 kilo lemak (atau air?) hilang dari tubuh saya, membuat saya berjingkrak girang kala jarum timbangan mulai menunjukkan angka di bawah 60 kg. Sejak usia merangkak naik (selalu faktor usia disalahkan!) berat saya tidak pernah beranjak dari angka 60-an, paling sering bertengger di angka 65 kg dan itu sudah termasuk kategori overweight kalau dilihat dari Body Mass Index (BMI). 


Melihat tubuh saya yang 'sedikit' mengecil, teman-teman di kantor pun menjadi ribut dan mulai menerapkan OCD juga. Awalnya tidak mudah, apalagi bagi saya yang selalu rutin sarapan, peminum coklat susu di pagi hari dan ngemil di malam hari. Satu minggu pertama kepala terasa berdenyut dan otak saya hanya penuh dengan aneka makanan yang akan saya sikat di siang hari. Tapi setelah seminggu terlewati dan merasa celana yang dulu sesak mulai terasa sedikit longgar, semangat pun tumbuh dan proses dilalui dengan mudah. Tiga minggu lewat mulailah saya rajin update foto profile di WhatsApp dan meminta Wiwin dan Tedy, dua adik saya yang juga overweight untuk melihat tampilan saya saat ini sambil dengan pe-de melancarkan motivasi. Mereka pun menjadi heboh dan meminta saya mengirimkan e-book OCD yang bisa di-download gratis di internet. Setelah satu minggu e-book saya kirimkan, saya pun iseng telp ke Wiwin, "Gimana progressnya? Turun berapa kilo"? tanya saya penasaran. "Huaa, aku nggak sanggup! Berat! Tiap hari lihat tahu goreng di meja aku sikat dan kepalaku cuman penuh dengan tahu goreng dan cabai rawit. Enak banget!". Untuk memulai program diet apapun memang nomor satu yang kita perlukan hanyalah niat. ^_^

Klik untuk baca selanjutnya...

20 Menit Salad Sayuran dengan Ayam dan Kentang Goreng

$
0
0

Anda sudah pernah menyaksikan tayangan Everyday Food oleh Sarah Carey di internet? Saya sarankan anda untuk melihatnya karena dibawakan dengan sangat menarik, bersahaja dengan resep-resep yang simple untuk dipraktekkan di rumah. Kepribadian Sarah Carey yang sunny, ceria, hangat dan apa adanya sepertinya menjadi daya tarik tersendiri yang membuat saya terus-menerus - hampir setiap malam sepulang kerja - nangkring di depan laptop memelototinya. Banyak resepnya yang kemudian menjadi inspirasi saya, terutama karena banyaknya variasi yang disajikan dan semuanya 'terlihat' mudah. Salah satunya yang saya posting kali ini.

Jika anda ingin makanan yang sehat dan telah memenuhi hampir semua unsur gizi yang kita butuhkan karena telah mengandung karbohidrat, protein dan sayuran, maka resep salad sayuran ini bisa anda coba di rumah. Rasanya segar, ringan, mengenyangkan, yummy dan hanya membutuhkan 20 menit saja untuk menyajikannya di meja. ^_^


Klik untuk baca selanjutnya...

Kacang Panjang & Ebi dengan Kuah Santan

$
0
0

Ketika saya masih kecil, saya paling suka duduk di samping Ibu saya yang sedang meracik aneka sayur dan bahan makanan untuk diolah menjadi lauk hari itu. Terasa menenangkan dan membuat pikiran menjadi rileks melihat tangan Ibu yang cekatan menyiangi bermacam-ragam sayuran di atas meja. Nah salah satu sayuran yang saya masih ingat betapa lama prosesmenyiapkannya adalah kacang panjang yang dimasak santan seperti postingan kali ini. Sayur ini merupakan menu favorit keluarga Ibu saya di Tanjung Pinang, sehingga sering sekali saya temukan di meja makan rumah tante-tante saya yang kebetulan  jaraknya berdekatan dengan kami. Mungkin karena bumbunya yang simple dan rasanya yang lezat sehingga menyantapnya dengan lauk sederhana pun sudah terasa super yummy! 

Sayangnya setelah saya dewasa,  saya tidak pernah membuatnya sendiri di rumah. Membayangkan betapa laparnya perut saya menunggu makanan ini matang karena proses meraciknya yang lama telah membuat saya rela untuk tidak pernah menyantap masakan ini lagi. Hingga minggu kemarin ketika si Ibu penjual sayur di pasar memaksa saya untuk membeli kacang panjang dagangannya. Tak tega melihat gunungan sayuran yang masih banyak dan hari yang telah menjelang siang, akhirnya seikat besar kacang panjang pun masuk ke kantung belanja. Kali ini saya akan bernostalgia dengan masakan Ibu yang sudah berpuluh tahun tidak pernah saya nikmati, sayur kacang panjang dengan kuah santan yang lezat. ^_^


Klik untuk baca selanjutnya...

Red Bean Stew - Sup Kental Kacang Merah dengan Wortel

$
0
0

Ah, Jakarta sudah memasuki musim penghujan. Saat ini hampir setiap sore kala jam pulang kantor hujan turun dengan deras, membuat perjalanan pulang ke rumah semakin berat karena kondisi macet dan kendaraan yang susah. Bagi saya sendiri, hujan membuat kegiatan jalan kaki saya menjadi terhambat. Biasanya setiap hari, rute jalan kaki saya dari kantor menuju Jalan Jend. Sudirman selama 30 menit dan kemudian dilanjutkan dengan bus Trans J hingga Blok M, dari Blok M saya akan berjalan kaki lagi hingga sampai di depan rumah dan itu menempuh waktu 30 menit lagi. Jadi total exercise saya setiap hari berjalan kaki adalah 1 jam. Menurut saya ini cukup lumayan, dibandingkan hanya duduk manis diam di dalam angkutan umum. Berjalan cepat selama 1 jam setidaknya bisa membakar sekitar 200 kalori dan membuat tubuh saya lebih aktif bergerak. 

Namun kalau kondisi becek seperti ini, memang membuat rasa malas menyerang. Kondisi jalan basah dan licin membuat saya menjadi was-was juga walau sudah ditopang dengan sepatu yang mendukung. Nah kemarin sore hujan mengguyur tepat ketika jam pulang kantor, membuat saya akhirnya 'nangkring' di kantor lebih lama. Suhu dingin dan perut lapar, tepat sekali jika ditemani dengan semangkuk stew kacang merah yang memang telah saya siapkan dari rumah untuk bekal makan di sore hari. Lezat, bergizi tinggi dan mengenyangkan. Mantap!

Daun Dill
Oregano Bubuk


Klik untuk baca selanjutnya...

Lasagna Meleleh a la Sintya: Super Mudah! Super Yummy!

$
0
0

Teman saya, Sintya, penggemar lasagna dan segala macan makanan yang berbau Italia dan Western lainnya. Jenis makanan yang saya mati-matian sedang hindari karena tidak sejalan dengan program hidup sehat yang sedang saya terapkan akhir-akhir ini. Berbeda dengan Sintya yang tetap langsing dan kurus walau menyantap aneka makanan berat dan berlemak, maka jika di saya menyantap satu porsi lasagna yang berisikan cincangan daging, pasta dan keju akan membuat timbangan naik satu kilo dengan cepat. Jadi ketika teman saya ini request untuk mencoba memasak lasagna di rumah Pete, saya pun menundanya berulang kali dengan berbagai alasan dan akhirnya weekend kemarin saya pun menyerah. 

"Waw berat Sin lasagna. Kombinasi yang nggak cocok buat program diet", cetus saya yang langsung di timpali dengan "Bikin porsi kecil saja Mba, loyang paling kecil", dengan huruf i di kata kecil yang dipanjang-panjangin. Saya pun memutar otak dan berusaha mengingat-ngingat loyang terkecil yang pernah saya miliki dan hasilnya nihil. Ukuran loyang di rumah Pete selalu jumbo size tapi saya punya alumunium foil cukup banyak dengan ukuran yang tidak terlalu besar. "Okeh deh Sin, tapi ntar dimakan sendiri saja ya", jawab saya sok yakin tidak akan tergoda dengan seloyang lasagna yang pasti akan membuat iman saya runtuh. "Mba E, nggak ikutan makan nih? Yakin"? Tanya Sintya yang diakhiri dengan tawa ngakak yang membuat saya bertanya-tanya dengan diri sendiri. Yakin? ^_^

Jamur King Oyster

Klik untuk baca selanjutnya...

Obsesi Roti 32: Roti Gulung Isi Daging Cincang, Sayuran dan Saus Salsa

$
0
0

Sekian lama saya terobsesi membuat lembaran roti gulung yang lembut, empuk dan bisa dilipat dan ditekuk tanpa pecah dan rusak.  Pengalaman selama ini lembaran roti yang mirip dengan tortilla ini selalu gagal dibuat walaupun telah mengikuti instruksinya dengan seksama. Akhirnya setiap kali ingin menyantap roti gulung yang diisi dengan aneka sayuran dan suwiran ayam atau cincangan daging maka saya harus membelinya di supermarket dan harganya sama sekali tidak murah. Untuk satu pack tortilla berisi 10 lembar kulit saya harus membayar sebanyak lima puluh ribu rupiah, rasanya malas sekali mengeluarkan uang sejumlah itu untuk segepok olahan tepung terigu yang saya yakin jika dibuat sendiri maka biayanya akan jauh lebih murah. 

Roti gulung seperti ini memang sangat praktis dan lezat, saya sering sekali membawanya sebagai bekal makan siang di kantor. Cukup diisi dengan cincangan tomat, rajangan daun selada, irisan ketimun, tumisan daging atau suwiran ayam rebus, plus siraman banyak saus salsa di atasnya telah membuat makan siang anda terasa seperti pesta. Super yummy! Terus terang saya tak bosan-bosannya menyantapnya setiap hari apalagi dengan saus salsa homemade yang telah saya buat dalam jumlah banyak dan masih dalam kondisi yang baik di kulkas walau telah mendekam disana hampir dua minggu lamanya. Bahkan anak lelaki Yenih, teman saya di kantor,  yang masih berusia balita sangat menyukainya. Jadi saran saya, anda harus mencobanya di rumah! ^_^ 


Klik untuk baca selanjutnya...

Omelete Roti

$
0
0

Hujan dan mendung, benar-benar cuaca yang sangat tidak bersahabat untuk mereka yang sedang berusaha menguruskan badan karena perut yang terus-menerus terasa lapar. Namun cuaca seperti ini sangat bersahabat dengan pemalas seperti saya yang menikmati hari nan sejuk dengan nangkring di atas kasur sambil sibuk browsing tidak tentu arah. Ketika perut lapar berbunyi - sebenarnya sejak pagi tapi saya tahan mati-matian karena belum memasuki jendela makan OCD - saya pun lantas menenangkannya dengan menegak segelas besar smoothie buah dan sayuran yang telah saya siapkan di kulkas. Setengah liter smoothie ternyata hanya bertahan sebentar karena kemudian rasa lapar kembali menyerang. Tepatnya lapar mata gara-gara saya menyaksikan tayangan street vendor India di internet yang menampilkan penjual omelete roti. Setangkup roti berisikan telur yang didadar di wajan datar beserta dengan sayuran dan aneka rempah yang tak jelas apakah gerangan yang digunakan akhirnya mampu menyeret kaki saya menuju ke dapur untuk membuatnya. Jika anda ingin makanan praktis, super mudah, mengenyangkan dan lezat, maka omelete roti ini bisa menjadi pilihan untuk dieksekusi di rumah secepatnya! ^_^


Klik untuk baca selanjutnya...

Obsesi Roti 33: Roti Biji-Bijian

$
0
0

Awalnya saya berencana untuk membuat roti gandum utuh dengan menambahkan biji-bijian di dalamnya seperti wijen, biji poppy dan flaxseed. Tetapi olala, tepung gandum yang saya simpan di dalam salah satu kotak perkakas memasak di dapur ternyata telah lama kedaluarsa dan berubah menjadi berbau apak. Akhirnya dengan berat hati, tepung pun berakhir di tempat sampah. Tapi semangat membuat roti sedang menggebu-gebu, dan malam itu juga harus bisa diwujudkan jadi akhirnya saya menggunakan tepung terigu biasa dan mencampurnya dengan wheat bran yang masih banyak tersimpan di kulkas. Dari sisi nutrisi memang roti yang saya buat jelas tidak bisa disandingkan dengan roti gandum utuh umumnya, namun kandungan wheat bran mampu menambah serat ke dalamnya plus biji-bijian membuatnya lebih kaya akan protein, vitamin dan mineral yang bermanfaat bagi tubuh. Jadi walau tidak sempurna namun setidaknya roti ini masih lebih bergizi dibandingkan versi putihnya saja. ^_^

Flaxseed, wijen, biji poppy
Wheat Bran

Klik untuk baca selanjutnya...
Viewing all 946 articles
Browse latest View live